1.
Konveksi Amanda dalam
satu bulan memproduksi kaos olah raga sebanyak 200 kaos. Melakukan pembelian
kain kaos dan menggunakannya sebagai bahan produksi sebanyak 300 meter @ Rp
10.000,- Ongkos pembuatan per kaos Rp 5.000,- Biaya yang dikeluarkan untuk
bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung, listrik, telpon, penyusutan (BOP)
secara keseluruhan Rp 500.000,-
Buatlah
perhitungan Harga Pokok Produk dan jurnalnya!
Jawab
:
Biaya Rp
Biaya pemakaian bahan baku Rp 3.000.000,-
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.000.000,-
Biaya overhead pabrik Rp
500.000,-
HPP Rp 4.500.000,-
Harga
pokok produk setiap kaos Rp 4.500.000,- / 200 kaos = Rp 22.500, per kaos
·
Mencatat pemakaian
bahan baku
Barang
dalam proses Rp
3.000.000,-
Persediaan bahan baku Rp 3.000.000,-
·
Mencatat tenaga kerja
langsung yang telah digunakan
Barang
dalam proses Rp
1.000.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 1.000.000,-
·
Mencatat penggunaan
overhead pabrik
Barang
dalam proses Rp
500.000,-
Biaya overhead pabrik Rp 500.000,-
·
Mencatat pemindahan
produk selesai dari gudang produk selesai (kaos selesai diproduksi semua
sebanyak 200 kaos)
Persediaan
produk selesai Rp
4.500.000,-
Barang dalam proses Rp 4.500.000,-
·
Mencatat harga pokok
barang yang dijual
Harga
pokok penjualan Rp
4.500.000,-
Persediaan produk selesai Rp 4.500.000,-
2.
PT. Abadi memproduksi
berbagai jenis mebel, diantaranya kursi. Volume menurut anggaran adalah 4000
unit, akan tetapi dalam realisasinya hanya mencapai 3000 unit. Tarif biaya
overhead Rp 2500,00 per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp 2.000.000,00
dan Rp 1.500,00 per unit untuk biaya variabel. BOP yang sesungguhnya terjadi
adalah Rp 6.000.000,00. Berapakah selisih anggaran BOP yang terjadi?
Jawab
:
a = biaya
tetap = Rp 2.000.000,00
b = biaya
variabel = Rp 1.500,00
X= 3000
BOP
Anggaran = a + b X
= Rp 2.000.000,00 + (Rp 1.500,00) 3000
= Rp 6.500.000,00
BOP
dibebankan = tarif BOP x kuantitas
= Rp 2500,00 x 3000
= Rp 7.500.000,00
Selisih
anggaran = BOP actual/sesungguhnya – BOP anggaran
= Rp 6.000.000,00 – Rp 6.500.000,00
= Rp 500.000,00
Selisih
ini menguntungkan karena BOP aktual lebih kecil dari pada BOP anggaran.
3.
PT.ABC dalam
menyelesaikan suatu pesanan no 110 menghabiskan rincian biaya sebagai berikut :
Biaya bahan baku
Kertas jenis X 85 rem @ Rp 10.000 Rp 85.000
Tinta jenis B 5 kg @ Rp 100.000 Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk
pesanan 110 Rp
1.350.000
Biaya tenaga kerja
Upah langsung untuk
pesanan 110 adalah 225 jam @ Rp 4.000 = Rp 900.000
Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik
dibebankan ke produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja
langsung
Pesanan 110 150% @ Rp 900.000 = Rp 1.350.000
Dari data diatas kita
masukkan ke dalam kartu biaya pesanan sebagai berikut :
PT. ABC
Surabaya
KARTU BIAYA PESANAN
No. Pesanan : 110 Pemesan :
Jenis
produk :
Sifat Pesanan :
Tgl.
Pesanan :
Jumlah :
Tgl.
Selesai :
Harga Jual :
|
Pencatatan
akuntansi metode harga pook pesanan
a. Akuntansi
biaya bahan baku
Pemakaian bahan baku
sebesar Rp 1.350.000 maka jurnalnya adalah
Barang dalam proses Rp 1.350.000
Persediaan bahan baku Rp
1.350.000
b. Akuntansi
biaya tenaga kerja
Untuk mencatat
pemakaian biaya tenaga kerja adalah
Barang dalam proses Rp 900.000
Gaji dan upah Rp
900.000
c. Akuntansi
biaya overhead pabrik
Barang dalam proses Rp 1.350.000
BOP yang diebankan Rp
1.350.000
BOP yang dibebankan Rp 1.350.000
BOP sesungguhnya Rp
1.350.000
d. Akuntansi
untuk produk jadi
Harga pokok pesanan 110
dihitung sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp 1.350.000
Biaya tenaga kerja Rp 900.000
BOP Rp
1.350.000
Total harga pokok
pesanan 110 Rp 3.600.000
Maka jurnalnya adalah
Persediaan produk jadi Rp
3.600.000
Barang dalam proses Rp 3.600.000
e. Akuntansi
untuk harga pokok produk dalam proses
Misal pesanan 110 telah
dijual dengan harga Rp 5.200.000
Maka jurnalnya adalah
Harga pokok penjualan Rp
3.600.000
Persediaan produk jadi Rp 3.600.000
Piutang dagang/kas Rp
5.200.000
Penjualan Rp
5.200.000
4.
PT. SUKSES TERUS
memproduksi barang melalui 2 departemen produksi yaitu departemen A dan
departemen B. Data produksi dan data biaya untuk bulan Mei 2010 adalah sebagai
berikut :
Depart. A Depart. B
Dimasukkan dalam
proses 1.000 unit
Produk selesai yang
ditransfer ke Deprt B 900 unit
Produk selesai
ditransfer kegudang 600
unit
Produk dalam
proses akhir bulan 100
unit 300 unit
Biaya yang
dikeluarkan selama bulan Mei 2010
Biaya bahan baku $
3.000 -
Biaya tenaga
kerja $
6.370 $ 7.920
Biaya overhead
pabrik $
8.775 $ 13.800
Tingkat
penyelesaian produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku 100% -
Biaya tenaga
kerja 80% 20%
Biaya overhead
pabrik 75% 30%
a. Perhitungan
harga pokok produk produksi di departemen A
·
Unit ekuivalensi
BBB : 900 unit + (100% x 100 unit) = 1.000 unit
BTK : 900 unit + ( 80% x 100 unit) = 980 unit
BOP : 900 unit + ( 75% x 100 unit) = 975 unit
·
Perhitungan harga pokok
per unit departemen A
Unsur
by. Produksi Total biaya Unit ekuivalensi By. produksi/unit
BBB $ 3.000 1.000 $ 3
BTK $ 6.370 980 $
6,5
BOP $ 8.775 975 $
9
Total
$ 18.145 $
18,5
·
Perhitungan harga
pokokproduk selesai dan produk dalam proses departemen A
Harga
pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B
900 unit x $ 18,5 = $ 16.650
Harga
pokok persediaan dalam proses akhir :
BBB
: 100% x 100 x $ 3 = $ 300
BTK
: 80% x 100 x $ 6,5 = $ 520
BOP
: 75% x 100 x $ 9 = $ 675
=
$ 1.495
Jumlah
biaya produksi Departemen A bulan Mei 2010 =$
18.145
·
Laporan Biaya Produksi
Departemen A
PT.
SUKSES TERUS
Laporan
Biaya Produksi Departemen A
Bulan Mei 2010
Data produksi
Dimasukkan dalam
proses 1000
unit
Produk selesai
yang ditransfer ke Deprt. B 900
unit
Produk dalam
proses akhir bulan
(tingkat
penyelesaian BBB100%, BTK80%, BOP75%) 100
unit +
Jumlah produk
yang dihasilkan 1000
unit
Biaya produk
yang dibebankan Departemen A
Jumlah
biaya Biaya/unit
Biaya
bahan baku
$ 3000 $ 3
Biaya tenaga kerja $ 6370 $
6,5
Biaya overhead pabrik $ 8775 $ 9
Jumlah $
18.145 $ 18,5
Perhitungan
biaya
Harga pokok
produk jadi yang ditransfer ke departemen B
900 unit @ $ 18,5 $
16.650
Harga pokok
persediaan dalam proses akhir :
Biaya bahan baku $ 300
Biaya tenaga kerja $ 520
Biaya overhead pabrik $ 675
$
1.495
Jumlah biaya
produksi Departemen A bulan Mei 2010 $
18.145
·
Jurnal pencatatan biaya
produk departemen A
v BDP
– Biaya bahan baku Dep. A $
3.000
BDP
– Biaya tenaga kerja Dep. A $
6.370
BDP
– BOP Dep. A $
8.755
Persediaan bahan baku $ 3.000
Gaji dan Upah $ 6.370
Berbagai rekening yang dikredit $ 8.755
(untuk
mencatat biaya produksi departemen A)
v BDP
– Biaya Bahan Baku Dep. B $
16.650
BDP
– Biaya bahan baku Dep. A $
2.700
BDP
– Biaya tenaga kerja Dep. A $
5.850
BDP
– Biaya overhead pabrik A $
8.100
(untuk mencatat
harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Depa. B)
v Persediaan
produk dalam proes Dep. A $ 1.495
BDP
– Biaya bahan baku Dep. A $
300
BDP
– Biaya tenaga kerja Dep. A $
520
BDP
– Biaya overhead pabrik Dep. A $
675
(untuk mencatat
harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan Mei 2010)
b. Perhitungan
harga pokok produksi Departemen B
·
Unit ekuivalensi
Departemen B
BTK
: 600 unit + (20% x 300 unit) =
660 unit
BOP
: 600 unit + (30% x 300 unit) =
690 unit
·
Perhitungan harga pokok
per unit Departemen B
Unsur by.
Produksi Total Produksi Unit ekuivalensi By. Produksi/unit
Biaya tenaga
kerja $ 7.920 660 $ 12
BOP $ 13.800 690 $ 20
Total $
21.720 $ 32
·
Perhitunngan harga
pokok produk selesai dan produk dalam proses Dep. B
Harga
pokok produk selesai yang ditransfer departemen B ke gudang
Harga
pokok dari Dep. A : 600 x $ 18,5 =
$ 11.100
Biaya
yabg ditambahkan oleh Dep. B: 600 x32 =
$ 19.200
Total
harga pokok produk jadi yang ditransfer Dep. B ke gudang
600 x 50,5 =
$ 30.300
Harga
pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Harga
pokok dari Dep. A : 300 x $ 18,5 =
$ 5.550
Biaya
yang ditambahkan oleh Departemen B :
BTK : 20% x 300 x $ 12 = $ 720
BOP : 30% x 300 x $ 20 = $ 1.800
=
$ 2.520
Total
harga pokok persediaan poduk dalam proses Dep. B
= $ 8.070
Jumlah
biaya produksi kumulatif Dep.B bulan Mei 2010 =
$ 38.370
·
Laporan biaya produksi
Departemen B
PT.
SUKSES TERUS
Laporan
Biaya Produksi Departemen B
Bulan
Mei 2010
Data Produksi
Diterima dari Dep. A 900
unit
Produk jadi yang ditransfer kegudang 600 unit
Produk dalam proses akhir bulan,
(tingkat penyelesaian: BTK 20%, BOP 30%) 300 unit
Jumlah produk yang dihasilkan 900
unit
Biaya kumulatif yang dibebankan
Departemen B
Jumlah
Biaya Biaya / unit
Harga pokok dari Dep. A (900 unit) $ 16.650 $ 18,5
Biaya yang ditambahkan Dep. B :
Biaya tenaga kerja $ 7.920
$ 12
Biaya overhead pabik $ 13.800 $ 20
Jumlah biaya yang ditambahkan dep. B $ 21.720
$ 32
Total biaya kumulatif di Dep. B $ 38.370 $ 50.5
·
Perhitungan biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke gudang :
600
unit @ $ 50.5 =
$ 30.300
Harga pokok persediaan dalam proses
akhir :
Harga pokok dari Dep. A : 300x $ 18,5 = $ 5.550
Biaya yang ditambahkan Dep. B :
Biaya
tenaga kerja =
$ 720
Biaya
overhead pabrik =
$ 1.800
=
$ 8.070
Jumlah biaya produksi kumulatif yang
dibebankan Dep B
Bulan Mei 2010 =
$ 38.370
·
Jurnal pencatatan biaya
produksi Departemen B
v BDP
– Biaya bahan baku Dep. B $
16,650
BDP
– Biaya bahan baku Dep. A $
2.700
BDP
- Biaya tenaga kerja Dep. A $
5.850
BDP
– Biaya overhead pabrik A $
8.100
(untuk mencatat penerimaan produk dari
Departemen A)
v BDP
– Biaya tenaga kerja Dep. B $
7.920
BDP – Biaya overhead pabrik Dep. B $ 13.800
Gaji dan upah $
7.920
Berbagai rekening yang dikredit $ 13.800
(untuk mencatat biaya
produksi Departemen B)
v Persediaan
produk jadi $
30.300
BDP
– Biaya bahan baku Dep. B $
11.100
BDP
- Biaya tenaga kerja Dep. B $ 7.200
BDP
– BOP Dep. B $
12.000
(untuk
mencatat harga pokok produk yang selesai ditranfer ke gudang)
v Persediaan
produk dalam proses Dep. B $ 8.070
BDP
– Biaya bahan baku Dep. B $
5.550
BDP
– Biaya tenaga kerja Dep. B $ 720
BDP
– Biaya overhead pabrik Dep. B $
1.800
(untuk mencatat harga pokok
persediaan produk dalam proses yang belum selesai diproses Dep. B pada akhir
bulan Mei 2010)
5.
PT. Singgalang Jaya
memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C. Biaya bersama yang
dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut adalah Rp 16.800.000.
Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit produksi 3.200 6.400 1.600
Harga Jual per unit Rp 3.200 Rp 4.000
Rp 2.400
Bobot 2 2 4
Biaya proses lanjutan Rp 1.750.000 Rp 2.500.000
Rp 2.000000
Berapa harga pokok produk masing – masing
per unit
Jawab
:
Menghitng nilai bobot = unit produk x
bobot
A =
3.200 x 2 = 6.400
B =
6.400 x 2 = 12.800
C =
1.600 x 4 = 6.400
25.600
Alokasi biaya bersama = nilai bobot :
jumlah bobot x biaya bersama
A =
(6.400 / 25.600) x 16.800.000 = Rp
4.200.000
B =
(12.800 / 25.600) x 16.800.000 = Rp
8.400.000
C =
(6.400 / 25.600) x 16.800.0000 =
Rp 4.200.000
Rp 16.800.000
Biaya produksi masing – masing produk.
Biaya produksi = Alokasi joint produk +
Biaya proses lanjutan
A =
Rp 4.200.000 + Rp 1.750.000 = Rp
5.950.000
B =
Rp 8.400.000 + Rp 2.500.000 = Rp 10.900.000
C =
Rp 4.200.000 + Rp 2.000.000 = Rp
6.200.000
Harga pokok produk per unit
HPP per unit = Biaya
produksi : Jumlah unit produk yang diproduksi
A =
Rp 5.950.000: 3200 unit = Rp 1859,375
B =
Rp 10.900.000 : 6400 unit = Rp 1703,125
C =
Rp 6.200.000 : 1600 unit = Rp 3875
6.
PT. Ayu jelita membuat
4 produk A, B, C dan D dengan data sebagai berikut :
Produk
|
Unit
Keluaran
|
Jumlah
/ Putaran Produksi
|
Jam
Kerja Langsung / unit
|
Jam
Mesin / unit
|
Biaya
Material / unit
|
Komponen
Material / unit
|
A
|
25
|
3
|
2
|
2
|
RP 30
|
8
|
B
|
25
|
4
|
4
|
4
|
75
|
5
|
C
|
250
|
7
|
2
|
2
|
30
|
8
|
D
|
250
|
10
|
4
|
4
|
75
|
6
|
|
|
24
|
|
|
|
|
Biaya
tenaga kerja Rp 7,- perjam
Biaya
overhead pabrik :
-
Biaya variabel jangka
pendek Rp
8.250,-
-
Biaya variabel jangka
panjang :
Biaya
penjadwalan Rp
7.680,-
Biaya
set up Rp
3.600,-
Rp
11.280,-
-
Biaya penanganan
material Rp 7.650,-
Rp
27.180,-
Hitunglah
harga pokok perunit :
a. Menggunakan
kalkulasi biaya produk konvensional dengan memakai tarif overhead jam tenaga
kerja.
b. Menggunakan
ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :
Biaya
variabel jangka pendek Jam
mesin
Biaya
penjadwalan Jumlah
putaran produksi
Biaya
set up Jumlah
putaran produksi
Biaya
penangan material Jumlah
komponen
c. Bandingkan
hasil dari kedua metode tersebut.
Jawab :
a. Kalkulasi
biaya konvensional
Jumlah
jam tenaga kerja A 25 x 2 = 50
B 25 x 4 =100
C 250 x 2 = 500
D 250 x 4 = 1000
1650
Rp
27.180,-
Tarif
Overhead Pabrik = = Rp 16.47 / jam TK
1650
Keteranagan
|
A (Rp)
|
B (Rp)
|
C (Rp)
|
D (Rp)
|
Total
|
Material
|
750,0
|
1.875
|
7.500
|
18.750
|
28.875,0
|
Upah
|
350,0
|
700
|
3.500
|
7.000
|
11.550,0
|
Biaya Utama
|
1.100,0
|
2.575
|
11.000
|
25.750
|
40.425,0
|
BOP @ 16.47
|
823,5
|
1.647
|
8.235
|
16.470
|
27.175,5
|
HP Produksi
|
1.923,5
|
4.222
|
19.235
|
42.220
|
67.600,5
|
Unit diproduksi
|
25
|
25
|
250
|
250
|
|
HP Produksi / unit
|
77
|
169
|
77
|
169
|
|
b. Kalkulasi
biaya dengan metode ABC
- By.
Variabel jangaka pendek Rp 8.250,- /
1650 = Rp 5 /jam TK
- By.
Penjadwalan Rp
7.680,-/24 = Rp 320 perputaran produksi
- Biaya
set up Rp
3.600,-/24 = Rp 150 perputaran produksi
- By.
Penanganan Material Rp
7.650/3.825 = Rp 2/ komponen
Total komponen
A = 25
x 8 = 200
B = 25
x 5 = 125
C = 250
x 8 = 2.000
D = 250
x 6 = 1.500 +
3.825
Keterangan
|
A (Rp)
|
B (Rp)
|
C (Rp)
|
D (Rp)
|
Total
|
Biaya
Utama
|
1.100
|
2.575,0
|
11.000,0
|
25.750
|
40.425,0
|
By.
Var. Jangka pendek @ Rp 5/jam TK
|
250,0
|
500,0
|
2.500,0
|
5.000,0
|
8.250,0
|
By.
Penjadwalan @ Rp 320
|
960,0
|
1.280,0
|
2.240,0
|
3.200,0
|
7.680,0
|
By.
Set up@ Rp 150/putaran
|
450,0
|
600,0
|
1.050,0
|
1.500,0
|
3.600,0
|
By.
Penanganan material @ Rp 2/ komponen
|
400,0
|
250,0
|
4.000,0
|
3.000,0
|
7.650,0
|
HP
Produksi
|
3.160,0
|
5.205,0
|
20.650,0
|
38.450,0
|
67.605,0
|
Unit
diproduksi
|
25
|
25
|
250
|
250
|
|
HP
Produksi/unit
|
126,4
|
208,2
|
83,16
|
153,8
|
|
c. Membandingkan
hasil yang diperoleh
Keterangan
|
A (Rp)
|
B (Rp)
|
C (Rp)
|
D (Rp)
|
HP Produksi / unit metode konvensional
|
77,0
|
169,0
|
77,0
|
169,0
|
HP Produksi / metode ABC
|
126,4
|
208,2
|
83,16
|
153,8
|
Metode
ABC lebih banyak membebankan overhead terhadap produksi dengan volume yang
lebih rendah dan cenderung membebankan secara relatif lebih kecil terhadap
produksi dengan volume yang lebih tinggi.
7. PT.
ABC menggunakan sistem biaya standar. Perusahaan mengolah satu jenis produk
melalui satu tahap. Kapasitas normal yang dimiliki perusahaan sebanyak 10.000
jam kerja langsung atau sebesar 2.500 unit produk. Besarnya biaya standar untuk
mengolah satu unit produk dalam tahun 2000 adalah sebagai berikut :
Biaya
bahan baku : 2 kg Rp 20 =
Rp 40
Biaya
tenaga kerja langsung : 4 jam @ Rp 12,5 =
Rp 50
Biaya
overhead pabrik :
Variabel = 4 jam @ Rp 10 = Rp 40
Tetap = 4 jam @ Rp 5 =
Rp 20
=
Rp 60
=
Rp 150
Data
iaya produksi dan penjualan dalam bulan januari tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
a. Perusahaan
tidak memiliki persediaan produk selesai pada awal bulan januari. Selama bulan
januari produk yang dapat diselesaikan sebanyak 2.400 unit. Pada akhir bulan
januari perusahaan tidak memiliki produk dalam proses.
b. Bahan
baku yangdibeli dengan kredit dan dipakai selama bulan januari sebanyak 4.900
kg @ Rp 19 = Rp 93.100.
c. Biaya
tenaga kerja langsung yang terjadi dalam bulan januari 9.550 jam @ Rp 12 = Rp
114.600.
d. Total
biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 145.000.
e. Penjualan
produk selesai sebesar 2000 unit @ Rp 250 = Rp 500.000.
f. Biaya
pemasaran yangg terjadi Rp 50.000 dan biaya administrasi Rp 30.000. berdasarkan
informasi di atas dapat ditentukan selisih biaya bahan baku, selisih tenaga
kerja langsung, selisih BOP.
Jawab :
a. Selisih
biaya bahan baku
-
Selisih harga bahan
baku
SHB = (HS- HSt) KS
= (Rp 19 – Rp 20) 4900 = Rp 4.900 menguntngkan
-
Selisih kuantitas bahan
baku
SKB = (KS
– KSt) HSt
= (4900
– 4.800) Rp 20 = Rp 2.000 merugikan
b. Selisih
biaya tenaga kerja langsung
BTKL
Sesungguhnya = 9550 x Rp 12 = Rp 114.600
BTKL
Standar = 2400 x 4 x Rp 12,50 = Rp 120.000
Rp 5.400
selisih
biaya tenaga kerja lagsung Rp 5.400 (menguntungkan)
-
Selisih tarif upah
langsung
STU = (TS – Tst) JS
= (Rp 12 – Rp 12,5) 9550 = 4775
menguntungkan
-
Selisih efisiensi upah
langsung
SEUL = (JS
– JSt) TSt
= {(9550 – (2400 x 4)}Rp 12,5
= (9550 – 9600) Rp 12,5 = Rp 625
menguntungkan
-
Selisih biaya overhead
pabrik
BOP
sesungguhnya =
Rp 145.000
BOP
Standar = (2400 x 4) x Rp 15 = Rp 144.000
Selisih
biaya overhead pabrik = Rp 1.000
Metode analaisis dua selisih :
a. Selisih
terkendali
BOP Sesungguhnya = Rp
145.000
Angggaran fleksibel pada kapasitas
standar :
Tetap = KN x TT
= 10000 x Rp 5 = Rp 50.000
Variabel = KSt x TV
= (2400 x 4) Rp 10 = Rp 96.000 +
=
Rp 146.000
Selisih terkendali (menguntungkan) = Rp
1.000
b. Selisih
volume
Angggaran fleksibel pada kapasitas
Standar =
Rp 146.000
Biaya overhead pabrik standar = (2400 x
4) x Rp 15 = Rp 144.000
Selisih volume (merugikan) =
Rp 2.000
8. PT.
Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data
operasional sbb :
Harga jual per unit =
Rp 500.000
Biaya produksi
- Biaya
variabel per unit :
· Bahan
langsung Rp 110.000
· Tenaga
kerja langsung Rp
60.000
· Overhead
pabrik variabel Rp 30.000
- Biaya
tetap per tahun Rp 12.000.000
- Persediaan
barang jadi :
·
Unit persediaan awal 0
·
Unit yang diproduksi 100
unit
·
Ynit yang terjual 80 unit
- Biaya
pemasaran tetap selama satu tahun Rp
7.000.000
- Biaya
pemasaran variabel per unit Rp 50.000
Dari data diatas, maka hitunglah HPP
menggunakan full costing dan sajikan dalam laporan laba rugi.
Jawab :
Biaya
absorption costng :
= bahan
langsung + tenaga kerja langsung + overhead pabrik variabel + overhead
pabrik
tetap
= Rp
110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000 + (Rp 12.000.000 / 100)
= Rp
320.000
Harga pkok produk keseluruhan sebesar Rp
320.000
Laporan laba rugi berdasarkan absorption
costig :
Penjualan (80 x Rp 500.000) Rp
40.000.000
HPP :
Persediaan awal Rp 0
Harga pokok produksi (100 x Rp 320.000) Rp 32.000.000
Barang tersedia dijual Rp 32.000.000
Persediaan akhir (20 x Rp 320.000) Rp 6.400.000 -
Hara pokok penjualan Rp
25.600.000-
Laba kotor Rp
14.400.000
Beban administrasi & penjualan Rp
11.000.000 –
Laba netto Rp 3.400.000
9. PT.
Abadi memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun data
operasional sbb :
Harga jual per unit = Rp 500.000
Biaya produksi:
- Bahan
langsung Rp 110.000
- Tenaga
kerja langsung Rp 60.000
- Overhead
pabrik variabel Rp 30.000
Biaya tetap per tahun Rp 12.000.000
Persediaan barang jadi :
Unit
persediaan awal 0
Unit
yang diproduksi 100 unit
Unit
yang dijual 80 unit
Biaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp 7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp 50.000
Dari data diatas maka hitunglah HPP
menggunakan variabel costing dan sajikan dalam laporan laba rugi.
Jawab :
Biaya produksi berdasarkan direct
costing / variabel costing =
Bahan langsung + Tenaga kerja langsung +
overhead pabrik variabel
= Rp 110.000 + Rp 60.000 + Rp 30.000
= Rp 200.000
Laporan laba rugi berdasarkan direct /
variabel costing :
Penjualan (80 x Rp 500.000) Rp
40.000.000
Biaya variabel :
Harga pokok produksi (80 x Rp 200.000) Rp
16.000.000
Beban Adm. Dan penjualan (80 x Rp
50.000) Rp 4.000.000 +
Total biaya variabel Rp
20.000.000
Margin kontribusi Rp
20.000.000
Biaya tetap :
Overhead pabrik tetap Rp 12.000.000
Beban Adm. & penjualan Rp 7.000.000 +
Total biaya tetap Rp
19.000.000
Laba netto Rp 1.000.000
(Pengarang : V. Wiratna Sujarweni.2005.Akuntansi
Biaya Teori dan Penerapannya.
Penerbit : Pustaka Baru)
6. Total penjualan untuk produk A sebesar 4.500 unit dengan harga perunitnya Rp. 550, dimana 3.000 unit dijual dengan harga Rp.350, dan 1.500 unit dengan harga Rp. 150. Berdasarkan data di atas :
BalasHapusc. Hitunglah jumlah harga pokok penjualan
Jawaban :
Hasil penjualan 4.500 x 550 = 2.475.000
3.000 unit x 350 = 1.050.000
1.500 unit x 150 = 225.000 (1.275.000)
JumlahHarga Pokok Penjualan 1.200.000
d. Buatlah Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
Mencatat
Mencatat penjualan 4.500 unit produk A :
D. Piutang Usaha Rp. 2.475.000
K. penjualan Rp. 2.475.000
D. HPP Rp. 1.200.000
K. Piutang usaha Rp. 1.200.000
Kak bisa bantu jawab soal aku tengang bop engga kak? :’))?
HapusBuat jurnal dan perhitungan untuk kasus berikut:
BalasHapusPerusahaan konveksi menerima pesanan baju seragam TK “CUTE BABY” untuk 50 orang
anak, harga seragam yang dibebankan per unit Rp 190.000,-.
Untuk memenuhi pesanan tersebut dibeli kain motif anak- anak 75 m @ Rp 75.000,- dan
beberapa jenis benang, kancing dan resleting sejumlah Rp 200.000,- secara kredit.
Amanda mendapat pesanan produk patung etnik sebanyak 100 buah. Biaya peralatan pahat
BalasHapussebanyak Rp. 20.000.000, bahan baku yang diperlukan dalam jumlah banyak dengan biaya
sebanyak Rp. 5.000.000, biaya operasional yang tidak terduga sebanyak 1.500.000.
Berapakah harga jual dari patung etnik tersebut dan berapakah biaya variabel per unit produk
patung tersebut?