Selasa, 02 Juni 2015

AKUNTANSI BIAYA 2



AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
1.        Definisi dan Tujuan Baya Overhead Pabrik
BOP adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau dengan kata lain semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya – biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah dapat ditelusur secara langsung pada proses produksi. BOP ini sering juga disebut sbagai biaya produksi tidak langsung karena tidak dapat langsung dibebankan ke dalam satu produk. Adapun tujuan penyusunan BOP adalah sebagai berikut :
-       Dapat mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien dan efektif.
-       Dapat menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.
-       Dapat mengetahui alokasi BOP sesuai departemen tempat biaya dibebankan.
-       Untuk alat mengawasi BOP.
2.        Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
a.       Penggolongan biaya overhead pabrik menurut jenisnya :
-          Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang bukan utama .
-          Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan produk yang dibuat.
-          Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin dan gedung.
-          Biaya penyusutan aktiva adalah biaya penyusutan dari aktiva tetap kecuali tanah
-          Biaya asuransi adalah biaya untuk menjamin keamanan atau menanggulangi resiko yang terjadi pada perusahaan.
-          Biaya listrik adalah biaya penerangan untuk proses produksi dan biaya untuk menyalakan mesin produksi.
b.      Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunyadalam hubungannnya dengan perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik dibagi menjadi 3 yaitu :
-          Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar tertentu pada perubahan volume kegiatan tertentu.
-          Biaya overhead variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
-          Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c.       Penggolongan biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan departemen, dapat dibagi menjadi :
-          Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi pada departemen tertentu dalam perusahaan dan manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh departemen tersebut.
-          Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yanng dikeluarkan dimana manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

3.         Tarif BOP
Tarif BOP adalah sejumlah uang yang akan dibayarkan perusahaan – perusahaan untuk memenuhi biaya overhead pabrik. Dalam pembebanan BOP dapat didasarkan pada tarif yang ditentukan di muka.
4.        Langkah – langkah penentuan BOP
a.       Melakukan Penyusunan Anggaran BOP
Ada 4 macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP yaitu :
·           Kapasitas teoritis
·           Kapasitas praktis
·           Kapasitas normal
·           Kapasitas sesungguhnya
b.      Memilih dasar pembebanan BOP kepada produk
·         Harus memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.
·         Memerhatikan sifat – sifat BOP yang dominan terjadi di departemen produksi dimana sifat – sifat yang dominan dalam BOP yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pembebanan BOP yang akan dipakai.
5.         Dasar pembebanan BOP
a.       Satuan produk
           Tarif BOP       =          taksiran BOP / taksiran jumlah produk yang dihasilkan
b.      Biaya bahan baku
           Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran BBB yang dipakai x 100%
c.       Biaya tenaga kerja langsung
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran biaya tenaga kerja langsung x 100%
d.      Jam tenaga kerja langsung
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran jam kerja langsung x 100%
e.       Jam mesin
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran jam mesin x 100%
6.        Pengumpulan biaya overhead pabrik
Jika barang produksi telah selesai di produksi maka semua BOP baru dapat dihitung, hal tersebut disebut BOP sesungguhnya. BOP sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan BOP yang dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah selisih pembebanan kurang atau selisih pembebanan lebih.
7.        Analisis selisih biaya overhead pabrik
Pada akhir suatu periode diketahui besarnya BOP yang sesungguhnya dan jumlah BOP yang dibebankan (BOP yang ditetapkan di muka), langkah selanjutnya adalah menghitung selisih BOP yang terdiri :
a.         Perhitungan selisih biaya overhead pabrik yaitu perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan, jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan disebut underapplied factory overhead kejadian ini merugikan perusahaan sedangkan bila biaya dibebankan lebih besar maka disebut overapplied factory overhead kejadian ini menguntungkan perusahaan.
b.         Analisis selisih BOP
-     Selisih anggaran adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara BOP sesungguhnya dibandingkan anggaran BOP pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dapat pula dihitung dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget BOP variabel pada kapasitas sesungguhnya. Rumus :
Selisih anggran = BOP sesungguhnya – BOP anggaran
-     Selisih kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarif. Rumusnya :
Selisih kapasitas BOP = BOP tetap anggaran – BOP tetap dibebankan
c.         Perlakuan selisih biaya overhead pabrik
-     Selisih BOP disebabkan karena selisih anggaran
Selisih BOP dibebankan kembali ke dalam rekening persediaan produk dalam proses persediaan produk selesai dan harga pokok penjualan.
Jurnal yang dibuat apabila selisih menguntungkan adalah :
      Selisih BOP                                                     xxxx
                  Persediaan produk dalam proses                     xxxx
                  Persediaan produk selesai                               xxxx
                  Harga pokok penjualan                                   xxxx
Jurnal yang dibuat apabila sifatnya tidak menguntungkan adalah :
      Persediaan produk dalam proses                     xxxx
      Persediaan produk selesai                               xxxx
      Harga pokok penjualan                                   xxxx
                  Selisih BOP                                                     xxxx
-     Selisih BOP disebabkan karena selisih kapasitas
Selisih BOP diperlakukan langsung ke dalam elemen rugi laba.
Jurnal yang dibuat apabila selisih BOP menguntungkan :
      Selisih BOP                 xxxx
                  Rugi-laba                     xxxx
      Rugi-laba                     xxxx
                  Laba yang ditahan      xxxx
Jurnal yang dibuat apabila BOP sifatnya idak mengntungkan :
      Rugi-laba                     xxxx
                  Selisih BOP                 xxxx
      Laba yang ditahan      xxxx
                  Rugi laba                     xxxx




METODE HARGA POKOK PESANAN
1.        Pengertian dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen. Adapun tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan konsumen baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap – tiap pesanan maupun unit persatuan.
2.    Kartu Pesanan
Kartu biaya pesanan adalah faktur / dokumen yang isinya biaya pesanan yang mengakumulasi biaya – biaya untuk masing – masing pesanan.
3.        Masalah – Masalah Khusus Dalam Harga Pokok Pesanan
a.       Biaya bahan baku
-          Unsur – unsur pokok bahan baku
-          Penentuan harga pokok bahan baku
-          Sisa bahan
-          Produk rusak
-          Produk cacat
b.      Biaya tenaga kerja
-          Tenaga kerja langsung
-          Tenaga kerja tidak langsung
Beberapa masalah – masalah yang mungkin timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain :
v  Perhitungan besarnya gaji dan upah
v  Pemberian intensip
v  Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan











METODE HARGA POKOK PROSES
1.        Definisi Harga Pokok Proses dan Konsepnya
            Harga pokok proses adalah metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan biaya yang diproduksi pada suatu periode dibagi unit produksi. Pada metode ini barang dan jasa yang diproduksi secara masal dan identik. Untuk setiap periode produksi, metode ini mempunyai formula membagi total biaya pembuatan produk dengan unit yang diproduksi. Untuk pembebanan biaya diperhitungan berdasarkan tahap – tahap atau proses – proses yang dilewati oleh satu unit produk jadi, bukan berdasarkan pada satu unit produk jadi.
2.        Laporan Harga Pokok Produksi
Laporan harga pokok produksi disusun untuk setiap produksi berlangsung, pada umumnya laporan harga pokok produksi berisi tiga bagian laporan yaitu :
a.       Laporan produksi atau disebut juga skedul kuantitas.
b.      Pembebanan biaya
c.       Perhitungan biaya

















METODE HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPING
1.      Definisi dan Konsep Produk Bersama dan Sampingan
            Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian produksi secara bersama dengan menggunakan biaya bahan, tenaga kerja dan biaya overhead bersama.
            Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk mengolah secara bersama biaya tersebut meliputi biaya bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk, diantaranya :
a.       Produk utama adalah produk yang dihasilkan bersama – sama dengan jenis produk lainnya dalam satu produksi secara bersama namun mempunyai kuantitas atau nilai yang lebih besar dari pada produk lainnya (sampingan)
b.         Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan bersama – sama dengan jenis produk lainnya dalam satu produksi secara bersama, namun produk ini mempunyai nilai atau kuantitas nya lebih rendah dari pada produk lain (produk utaama)
2.      Harga Pokok Produk bersama
Dalam memproduksi produk bersama diperlukan biaya produk bersama, biaya tersebut dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
a.       Metode nilai pasar / Nilai jual relatif
b.      Metode rata – rata biaya per satuan
c.       Metode rata – rata tertimbang
d.      Metode unit kuantitatif / satuan fisik
3.      Harga Pokok Produk Sampingan
Produk sampingan adalah produk yang di produksi secara bersama – sama dengan produk lainnya, namun produk ini merupakan hasil sampingan dari produk utama. Metode – metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan dibagi dalam dua kategori, yaitu :
a.       Metode tanpa harga pokok
b.      Metode dengan harga pokok









METODE HARGA POKOK  AKTIVITY BASED COSTING (ABC)

1.      Definisi dan Konsep ABC
           Metode ABC adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver.
           Menurut Garisson dan Norren (2000) Aktivity Based Costing  adalah metode costingyang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untu pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.
           Mulyadi (2009) menyatakan bahwa Aktivity Based Costing adalah sistem informasi yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas.
           Tujuan ABC adalah untuk mengalokasikan biaya – biaya produksi berdasarkan aktivitas yang dilaksanakan kemudian mengalokasikan biaya tersebut berdasarkan aktivitas – aktivitasnya.
           Menurut Supriyono (2002) ada beberapa manfaat dari penerapan ABC System di perusahaan yakni :
-          Sebagai penentu harga pokok produkyang lebih akurat
-          Meningkatkan mutu pembuatan keputusan
-          Menyempurnakan perencanaa strategik
-          Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas yang melalui penyempurnaan yang berkesinambungan.
2.      Klasifikasi Aktivitas
           Menurut Supriyono (2002) ada 4 kategori dari aktivitas ABC System yakni sebagai berikut :
-          Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali 1 unit produk di produksi.
-          Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch yang diproduksi.
-           Aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.
-          Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas yang menopang proses manufaktur secara umum yang menopang proses pemanufakturan secara umumyang diperlukan utuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi.
3.      Cost Driver
Cost driver merupakan suatu faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas. Dalam pemelihan cost driver menurut Supriyono (2002) memerlukan pertimbangan sebagai berikut :
-          Biaya pengukuran
-          Pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi.
4.      Tahap – Tahap ABC
a.       Prosedur Tahap Pertama
-        Penggolongan berbagai aktivitas
-        Pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai aktivitas
-        Menentukan cost driver yang tepat.
-        Penentuan kelompok – kelompok biaya yang homogen.
-        Penentuan tarif kelompok.
b.      Prosedur Tahap Kedua
Tahap kedua untuk menentukan harga pokok produksi yaitu biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai jenis produk.






















BIAYA STANDAR

1.      Definisi Biaya Standar
           Biaya standar menurut Carter dan Usry (2005) adalah biaya yang telah di tentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit tertentu.
Menurut Blocher, Chen dan Lin (2000) sistem biaya standar merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan tertentu.
           Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor – faktor lain tertentu (Mulyadi, 2009).
           Simamora (2000) juga berpendapat bahwa biaya standar merupakan hasil kajian teknik ,gerak dan waktu yang dilakukan dalam upaya menentukan jumlah bahan baku, tenaga kerja dan jasa lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk.
2.      Manfaat Biaya Standar
Menurut Carter, Usry (2004) biaya standar mempunyai manfaat yatu :
-          Menetapkan anggaran
-          Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan serta mengukur efisiensi operasi
-          Menyederhanakan perhitungan biaya dan memproduksi laporan penyajian biaya
-          Membebankan biaya kepersediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi..
-          Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
-          Menurut Mulyadi (2009) sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.

3.      Kelemahan Biaya Standar
           Menurut Mulyadi (2009), bahwa tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalamperusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalamjangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan , sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering di perbaiki hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.
4.      Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja dan BOP Standar
a.       Bahan Baku Standar terdiri dari
-       Masukkan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar,
-       Harga persatuan masukan fisik tersebut atau disebut pula harga standar
b.      Tenaga Kerja Standar terdiri dari dua unsur :
-        Jam tenaga kerja standar
-       Tarif upah standar penentu tarif upah tarif standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata – rata upah perjam yang diperkirakan akan dibayar.
c.       Biaya Overhead Pabrik Standar
Penentuan biaya overhead pabrik standar dengan cara menghitung tarif standar dengan melakukan pembagian antara jumlah BOP dianggarkan pada kapasitas normal.
5.      Penyimpangan biaya bahan baku, tenaga kerja, BOP
a.       Penyimpangan biaya bahan baku
-            Penyimpangan harga bahan baku merupakan perbedaan atau selisih baik lebih besar maupun lebih kecil antara harga bahan baku yang sesungguhnya terjadi dengan bahan baku yang telah distandarkan. Rumusnya
SHB  =          (HS x KS) – (HSt x KS)
          =          (HS – HSt) KS
SHB  = selisih harga bahan baku
HS     = harga beli sesungguhnya setiap unit bahan baku
KS     = kuantitas sesungguhnya yang dibeli
HSt    = harga beli standar setiap unit bahan baku
Ket /;
HS > HSt maka SHB tidak menguntungkan
HS < HSt maka SHB menguntungkan
-        Penyimpangan kuantitas bahan baku
Rumusnya :
SKB    =          (KS x HSt) – (KSt x HSt)
                 =          (KS – KSt)HSt
SKB    = selisih kuantitas bahan baku
KS       = Kuantitas sesungguhnya yang digunakan
HSt      = harga beli standar untuk setiap bahan baku
KSt      = kuantitas standar bahan baku
Keterangan :
KS > KSt maka SKB tidak menguntungkan
KS < KSt maka SKB menguntungkan
b.      Penyimpangan biaya tenaga kerja langsung
-        Penyimpangan tarif tenaga kerja
Rumusnya :     STU     =          (TS x JS) – (TSt x JS)
                                    =          (TS – TSt) JS
STU     = selisih tarif upah langsung
TS        = tarif upah langsung sesungguhnya setiap jam
JS        = jam sesungguhnya untuk mengolah produk
TSt      = tarif standar setiap jam upah langsung
Keterangan :
TS > TSt maka STU tidak menguntungkan              
TS < TSt maka STU menguntungkan
-        Penyimpangan efisiensi tenaga kerja
Rumusnya :     SEUL  =          (JS x TSt) – (JS x TSt)
                                    =          (JS – JSt) TSt
SEUL  = selisih efisiensi upah langsung
JS        = jam sesungguhnya untuk mengolah produk
JSt       = jam standar untuk mengolah produk
TSt      = tarif standar setiap jam upah langsung
Keterangan :
JS > JSt maka SEUL tidak menguntungkan
JS < JSt maka SEUL menguntungkan
c.       Penyimpangan overhead pabrik
-        Metode dua selisih
·         Selisih terkendali
Rumusnya :          ST        =          BOPS – AFKSt
ST             = selisih terkendali
BOPS       = biaya overhead pabrik sesungguhnya
AFKSt     = anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapasitas       standar
Jika :
BOPS > AFKSt maka ST tidak menguntungkan
BOPS < AFKSt maka ST menguntungkan
·         Selisih volume
Rumusnya :          SV       =          AFKSt – (KS x T)
SV            = selisih volume
AFKSt     = anggaran fleksibel biaya overhead pabrikpada kapasitas
    Standar
KSt           = kapasitas standar
T               = tarif total biaya overhead pabrik
KN           = kapasitas normal
Jika :
KN > KSt maka SV tidak menguntungkan
KN < KSt maka SV menguntungkan
-        Metode tiga selisih
·         Selisih anggaran
Rumusnya :          SA       =          BOPS – (KN x TT) – (KS x TV)
SA            = selisih anggaran
BOPS       = biaya overhead pabrik sesungguhnya
KN           = kapasitas normal
TT             = tarif tetap per unit kapasitas
TV            = tarif variabel per unit kapasitas
Jika :
BOPS > AFKS maka SA tidak menguntungkan
BOPS < AFKS maka SA menguntungkan
·         Selisih kapasitas
SK       =          AFKS – (KS x T)
SK            = selisih kapasitas
AFKS       = anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapasitas
                    Sesungguhnya
KS            = kapasitas normal
T               = tarif total biaya overhead pabrik
·         Selisih efisiensi biaya overhead pabrik
SEBOP           =          (KS x T) – (KSt x T)
                               SEBOP     = selisih efisiensi biaya overhead pabrik
                               KS                        = kapasitas sesungguhnya untuk mengolah produk
                               KSt           = kapasitas standar untuk mengolah produk
                               T               = tarif total atau tarif standar BOP setiap unit kapasitas
                               Jika :
                               KS > KSt maka SEBOP tidak menguntungkan
                               KS < KSt maka SEBOP menguntungkan
-        Metode empat selisih
·         Selisih anggaran
·         Selisih kapasitas
·         Selisih efisiensi BOP variabel
SEBOPV        =          (KS x TV) - (KSt x TV)
                        =          (KS – KSt) TV
SEBOPV  = selisih efisiensi biaya overhead variabel
KS                        = kapasitas sesumgguhnya untuk mengolah produk
KSt           = kapasitas standar untuk mengolah produk
TV            = tarif variabel BOP setiap unit kapasitas
Jika :
KS > KSt maka SEBOPV tidak menguntungkan
KS < KSt maka SEBOPV menguntungkan
·         Selisih efisiensi BOP tetap
SEBOPT         =          (KS x TT) – (KSt x TT)
                        =          (KS – KSt) TT
SEBOPT  = selisih efisiensi biaya overhead pabrik tetap
KS                        = kapasitas sesungguhnya untuk mengolah produk
KSt           = kapasitas standar untuk mengolah produk
TT             = tarif tetap BOP setiap unit kapasitas
Jika :
KS > KSt maka SEBOPT tidak menguntungkan
KS < KSt maka SEBOPT menguntungkan













METODE HARGA POKOK FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING

1.      Metode Full Costing
Full costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produksi  dengan
Membebankan semua biaya produksi tetap maupun variabel pada produk yang dihasilkan. Metode full costing disebut juga absortion atau conventional costing.
          Menurut R.A Supriyono (2002), menerangkan full costing method adalah konsep penentuan harga pokok penuh, membebankan semua elemen biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel kedalam harga pokok produk.
          Sedangkan Mulyadi (2009) mendefinisikan full costing method merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2.      Metode Variabel Costing
Variabel costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produk dengan hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing) menurut Prawironegoro (2009) adalah pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa dimana hanya diperhitungkan biaya variabel saja yang terdiri dari biaya bahan langsung berhubungan dengan volume kegiatan produksi maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct costing).
Menurut Samryn (2001) pendekatan variabel costing juga dikenal sebagai contribution approach adalah suatu format laporan rugi laba yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya – biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fngsi – fungsi produksi atau administrasi dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sbagai pendekatan biaya langsung (direct costing approach)karena biaya variabel yang menjadi harga pokok dalam perhitungannya terdiri dari biaya – biaya langsung.

(Pengarang : V. Wiratna Sujarweni.2005.Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya.
Penerbit  : Pustaka Baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar