AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
1.
Definisi dan Tujuan
Baya Overhead Pabrik
BOP adalah semua
biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Atau dengan kata lain semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan
biaya – biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah dapat ditelusur secara
langsung pada proses produksi. BOP ini sering juga disebut sbagai biaya
produksi tidak langsung karena tidak dapat langsung dibebankan ke dalam satu
produk. Adapun tujuan penyusunan BOP adalah sebagai berikut :
- Dapat
mengetahui penggunaan biaya secara lebih efisien dan efektif.
- Dapat
menentukan harga pokok produk secara lebih tepat.
- Dapat
mengetahui alokasi BOP sesuai departemen tempat biaya dibebankan.
- Untuk
alat mengawasi BOP.
2.
Penggolongan Biaya
Overhead Pabrik
a. Penggolongan
biaya overhead pabrik menurut jenisnya :
-
Biaya bahan penolong
adalah biaya bahan yang bukan utama .
-
Biaya tenaga kerja
tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan
produk yang dibuat.
-
Biaya reparasi dan
pemeliharaan adalah biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin dan gedung.
-
Biaya penyusutan aktiva
adalah biaya penyusutan dari aktiva tetap kecuali tanah
-
Biaya asuransi adalah
biaya untuk menjamin keamanan atau menanggulangi resiko yang terjadi pada
perusahaan.
-
Biaya listrik adalah biaya
penerangan untuk proses produksi dan biaya untuk menyalakan mesin produksi.
b. Penggolongan
biaya overhead pabrik menurut perilakunyadalam hubungannnya dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya overhead pabrik dibagi menjadi 3 yaitu :
-
Biaya overhead pabrik
tetap adalah biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar tertentu pada
perubahan volume kegiatan tertentu.
-
Biaya overhead variabel
adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi.
-
Biaya overhead pabrik
semi variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
c. Penggolongan
biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan departemen, dapat dibagi menjadi
:
-
Biaya overhead pabrik
langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi pada departemen
tertentu dalam perusahaan dan manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh departemen
tersebut.
-
Biaya overhead pabrik
tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yanng dikeluarkan dimana
manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
3.
Tarif BOP
Tarif BOP adalah
sejumlah uang yang akan dibayarkan perusahaan – perusahaan untuk memenuhi biaya
overhead pabrik. Dalam pembebanan BOP dapat didasarkan pada tarif yang
ditentukan di muka.
4.
Langkah – langkah
penentuan BOP
a. Melakukan
Penyusunan Anggaran BOP
Ada 4 macam kapasitas yang dapat
dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP yaitu :
·
Kapasitas teoritis
·
Kapasitas praktis
·
Kapasitas normal
·
Kapasitas sesungguhnya
b. Memilih
dasar pembebanan BOP kepada produk
·
Harus memperhatikan
jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.
·
Memerhatikan sifat –
sifat BOP yang dominan terjadi di departemen produksi dimana sifat – sifat yang
dominan dalam BOP yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pembebanan BOP
yang akan dipakai.
5.
Dasar pembebanan BOP
a. Satuan
produk
Tarif
BOP = taksiran BOP / taksiran jumlah produk yang dihasilkan
b. Biaya
bahan baku
Tarif
BOP = taksiran BOP / taksiran BBB yang dipakai x 100%
c. Biaya
tenaga kerja langsung
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran
biaya tenaga kerja langsung x 100%
d. Jam
tenaga kerja langsung
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran
jam kerja langsung x 100%
e. Jam
mesin
Tarif BOP = taksiran BOP / taksiran
jam mesin x 100%
6.
Pengumpulan biaya
overhead pabrik
Jika barang produksi
telah selesai di produksi maka semua BOP baru dapat dihitung, hal tersebut
disebut BOP sesungguhnya. BOP sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk
dibandingkan dengan BOP yang dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di
muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah selisih pembebanan
kurang atau selisih pembebanan lebih.
7.
Analisis selisih biaya
overhead pabrik
Pada akhir suatu
periode diketahui besarnya BOP yang sesungguhnya dan jumlah BOP yang dibebankan
(BOP yang ditetapkan di muka), langkah selanjutnya adalah menghitung selisih
BOP yang terdiri :
a.
Perhitungan selisih
biaya overhead pabrik yaitu perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan BOP yang
dibebankan, jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan disebut underapplied factory overhead kejadian
ini merugikan perusahaan sedangkan bila biaya dibebankan lebih besar maka
disebut overapplied factory overhead
kejadian ini menguntungkan perusahaan.
b.
Analisis selisih BOP
- Selisih
anggaran adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara BOP sesungguhnya
dibandingkan anggaran BOP pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dapat
pula dihitung dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan
budget BOP variabel pada kapasitas sesungguhnya. Rumus :
Selisih anggran = BOP sesungguhnya
– BOP anggaran
- Selisih
kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya
yang dicapai lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung
tarif. Rumusnya :
Selisih
kapasitas BOP = BOP tetap anggaran – BOP tetap dibebankan
c.
Perlakuan selisih biaya
overhead pabrik
- Selisih
BOP disebabkan karena selisih anggaran
Selisih BOP dibebankan kembali ke
dalam rekening persediaan produk dalam proses persediaan produk selesai dan
harga pokok penjualan.
Jurnal yang dibuat apabila selisih
menguntungkan adalah :
Selisih
BOP xxxx
Persediaan
produk dalam proses xxxx
Persediaan
produk selesai xxxx
Harga
pokok penjualan xxxx
Jurnal yang dibuat apabila sifatnya
tidak menguntungkan adalah :
Persediaan
produk dalam proses xxxx
Persediaan
produk selesai xxxx
Harga
pokok penjualan xxxx
Selisih
BOP xxxx
- Selisih
BOP disebabkan karena selisih kapasitas
Selisih BOP diperlakukan langsung
ke dalam elemen rugi laba.
Jurnal yang dibuat apabila selisih
BOP menguntungkan :
Selisih
BOP xxxx
Rugi-laba xxxx
Rugi-laba xxxx
Laba
yang ditahan xxxx
Jurnal yang dibuat
apabila BOP sifatnya idak mengntungkan :
Rugi-laba xxxx
Selisih BOP xxxx
Laba yang ditahan xxxx
Rugi laba xxxx
METODE HARGA POKOK PESANAN
1.
Pengertian dan Konsep
Metode Harga Pokok Pesanan
Metode
harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga
pokok perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen. Adapun tujuan dari
penggunaan metode harga pokok pesanan adalah agar perusahaan dapat menentukan
harga pokok produk dari setiap pesanan konsumen baik harga pokok secara
keseluruhan dari tiap – tiap pesanan maupun unit persatuan.
2. Kartu
Pesanan
Kartu
biaya pesanan adalah faktur / dokumen yang isinya biaya pesanan yang
mengakumulasi biaya – biaya untuk masing – masing pesanan.
3.
Masalah – Masalah
Khusus Dalam Harga Pokok Pesanan
a. Biaya
bahan baku
-
Unsur – unsur pokok
bahan baku
-
Penentuan harga pokok bahan
baku
-
Sisa bahan
-
Produk rusak
-
Produk cacat
b. Biaya
tenaga kerja
-
Tenaga kerja langsung
-
Tenaga kerja tidak
langsung
Beberapa masalah – masalah yang mungkin
timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain :
v Perhitungan
besarnya gaji dan upah
v Pemberian
intensip
v Perhitungan
jumlah pajak atas pendapatan karyawan
METODE HARGA POKOK
PROSES
1.
Definisi Harga Pokok
Proses dan Konsepnya
Harga pokok proses adalah metode
perhitungan harga pokok produk berdasarkan biaya yang diproduksi pada suatu
periode dibagi unit produksi. Pada metode ini barang dan jasa yang diproduksi
secara masal dan identik. Untuk setiap periode produksi, metode ini mempunyai
formula membagi total biaya pembuatan produk dengan unit yang diproduksi. Untuk
pembebanan biaya diperhitungan berdasarkan tahap – tahap atau proses – proses
yang dilewati oleh satu unit produk jadi, bukan berdasarkan pada satu unit
produk jadi.
2.
Laporan Harga Pokok
Produksi
Laporan harga
pokok produksi disusun untuk setiap produksi berlangsung, pada umumnya laporan
harga pokok produksi berisi tiga bagian laporan yaitu :
a. Laporan
produksi atau disebut juga skedul kuantitas.
b. Pembebanan
biaya
c. Perhitungan
biaya
METODE HARGA POKOK
PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPING
1.
Definisi dan Konsep
Produk Bersama dan Sampingan
Produk bersama adalah beberapa
produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian produksi secara bersama dengan
menggunakan biaya bahan, tenaga kerja dan biaya overhead bersama.
Biaya bersama adalah biaya yang
digunakan untuk mengolah secara bersama biaya tersebut meliputi biaya bahan,
tenaga kerja dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk, diantaranya
:
a. Produk
utama adalah produk yang dihasilkan bersama – sama dengan jenis produk lainnya
dalam satu produksi secara bersama namun mempunyai kuantitas atau nilai yang
lebih besar dari pada produk lainnya (sampingan)
b.
Produk sampingan adalah
produk yang dihasilkan bersama – sama dengan jenis produk lainnya dalam satu
produksi secara bersama, namun produk ini mempunyai nilai atau kuantitas nya
lebih rendah dari pada produk lain (produk utaama)
2.
Harga Pokok Produk
bersama
Dalam
memproduksi produk bersama diperlukan biaya produk bersama, biaya tersebut
dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan beberapa metode sebagai
berikut :
a. Metode
nilai pasar / Nilai jual relatif
b. Metode
rata – rata biaya per satuan
c. Metode
rata – rata tertimbang
d. Metode
unit kuantitatif / satuan fisik
3.
Harga Pokok Produk
Sampingan
Produk
sampingan adalah produk yang di produksi secara bersama – sama dengan produk
lainnya, namun produk ini merupakan hasil sampingan dari produk utama. Metode –
metode akuntansi yang dapat diterima untuk menetapkan biaya produk sampingan
dibagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Metode
tanpa harga pokok
b. Metode
dengan harga pokok
METODE HARGA POKOK AKTIVITY BASED COSTING (ABC)
1. Definisi
dan Konsep ABC
Metode
ABC adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan
menggunakan berbagai cost driver.
Menurut
Garisson dan Norren (2000) Aktivity Based
Costing adalah metode costingyang dirancang
untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untu pembuatan keputusan
stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas dan biaya tetap.
Mulyadi
(2009) menyatakan bahwa Aktivity Based
Costing adalah sistem informasi yang berorientasi pada penyediaan informasi
lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan perusahaan melakukan pengelolaan
terhadap aktivitas.
Tujuan
ABC adalah untuk mengalokasikan biaya – biaya produksi berdasarkan aktivitas
yang dilaksanakan kemudian mengalokasikan biaya tersebut berdasarkan aktivitas
– aktivitasnya.
Menurut
Supriyono (2002) ada beberapa manfaat dari penerapan ABC System di perusahaan
yakni :
-
Sebagai penentu harga
pokok produkyang lebih akurat
-
Meningkatkan mutu
pembuatan keputusan
-
Menyempurnakan
perencanaa strategik
-
Meningkatkan kemampuan
yang lebih baik dalam mengelola aktivitas yang melalui penyempurnaan yang
berkesinambungan.
2. Klasifikasi
Aktivitas
Menurut
Supriyono (2002) ada 4 kategori dari aktivitas ABC System yakni sebagai berikut
:
-
Aktivitas berlevel unit
adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali 1 unit produk di produksi.
-
Aktivitas berlevel
batch adalah aktivitas yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch yang
diproduksi.
-
Aktivitas berlevel produk adalah aktivitas
yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh
perusahaan.
-
Aktivitas berlevel
fasilitas adalah meliputi aktivitas yang menopang proses manufaktur secara umum
yang menopang proses pemanufakturan secara umumyang diperlukan utuk menyediakan
fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak
sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk
yang diproduksi.
3. Cost
Driver
Cost driver merupakan suatu faktor yang
menyebabkan perubahan biaya aktivitas. Dalam pemelihan cost driver menurut
Supriyono (2002) memerlukan pertimbangan sebagai berikut :
-
Biaya pengukuran
-
Pengukuran tidak
langsung dan tingkat korelasi.
4. Tahap
– Tahap ABC
a. Prosedur
Tahap Pertama
-
Penggolongan berbagai
aktivitas
-
Pengasosiasian berbagai
biaya dengan berbagai aktivitas
-
Menentukan cost driver yang tepat.
-
Penentuan kelompok –
kelompok biaya yang homogen.
-
Penentuan tarif
kelompok.
b. Prosedur
Tahap Kedua
Tahap kedua untuk menentukan harga pokok
produksi yaitu biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke
berbagai jenis produk.
BIAYA STANDAR
1.
Definisi Biaya Standar
Biaya standar menurut Carter dan Usry (2005) adalah biaya
yang telah di tentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah
unit tertentu.
Menurut Blocher, Chen
dan Lin (2000) sistem biaya standar merupakan pengeluaran perusahaan yang
ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan tertentu.
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan
produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi dan faktor – faktor lain tertentu (Mulyadi, 2009).
Simamora (2000) juga berpendapat bahwa biaya standar
merupakan hasil kajian teknik ,gerak dan waktu yang dilakukan dalam upaya
menentukan jumlah bahan baku, tenaga kerja dan jasa lainnya yang diperlukan
untuk menghasilkan sebuah produk.
2.
Manfaat Biaya Standar
Menurut Carter, Usry
(2004) biaya standar mempunyai manfaat yatu :
-
Menetapkan anggaran
-
Mengendalikan biaya
dengan cara memotivasi karyawan serta mengukur efisiensi operasi
-
Menyederhanakan
perhitungan biaya dan memproduksi laporan penyajian biaya
-
Membebankan biaya
kepersediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi..
-
Menetapkan tawaran
kontrak dan harga jual.
-
Menurut Mulyadi (2009)
sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.
3.
Kelemahan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (2009), bahwa tingkat keketatan atau
kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah
ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi
tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalamperusahaan secara
keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama. Seringkali
standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalamjangka
waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan , sedangkan perbaikan
standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah
persediaan. Jika standar sering di perbaiki hal ini menyebabkan kurang
efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksana. Tetapi jika tidak
diadakan perbaikan standar padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam
produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.
4.
Biaya Bahan Baku,
Tenaga Kerja dan BOP Standar
a.
Bahan Baku Standar
terdiri dari
-
Masukkan fisik yang
diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih
dikenal dengan nama kuantitas standar,
-
Harga persatuan masukan
fisik tersebut atau disebut pula harga standar
b.
Tenaga Kerja Standar
terdiri dari dua unsur :
-
Jam tenaga kerja
standar
-
Tarif upah standar
penentu tarif upah tarif standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang
dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata – rata upah
perjam yang diperkirakan akan dibayar.
c. Biaya
Overhead Pabrik Standar
Penentuan biaya overhead pabrik standar
dengan cara menghitung tarif standar dengan melakukan pembagian antara jumlah
BOP dianggarkan pada kapasitas normal.
5. Penyimpangan
biaya bahan baku, tenaga kerja, BOP
a. Penyimpangan
biaya bahan baku
-
Penyimpangan harga
bahan baku merupakan perbedaan atau selisih baik lebih besar maupun lebih kecil
antara harga bahan baku yang sesungguhnya terjadi dengan bahan baku yang telah
distandarkan. Rumusnya
SHB = (HS
x KS) – (HSt x KS)
= (HS
– HSt) KS
SHB = selisih harga bahan baku
HS = harga beli sesungguhnya setiap unit bahan
baku
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli
HSt = harga beli standar setiap unit bahan baku
Ket
/;
HS
> HSt maka SHB tidak menguntungkan
HS
< HSt maka SHB menguntungkan
-
Penyimpangan kuantitas
bahan baku
Rumusnya :
SKB = (KS x HSt) – (KSt x HSt)
= (KS – KSt)HSt
SKB =
selisih kuantitas bahan baku
KS =
Kuantitas sesungguhnya yang digunakan
HSt =
harga beli standar untuk setiap bahan baku
KSt =
kuantitas standar bahan baku
Keterangan :
KS > KSt maka SKB tidak
menguntungkan
KS < KSt maka SKB menguntungkan
b. Penyimpangan
biaya tenaga kerja langsung
-
Penyimpangan tarif
tenaga kerja
Rumusnya
: STU = (TS x JS) – (TSt x JS)
= (TS – TSt) JS
STU = selisih tarif upah langsung
TS = tarif upah langsung sesungguhnya
setiap jam
JS = jam sesungguhnya untuk mengolah produk
TSt = tarif standar setiap jam upah langsung
Keterangan
:
TS > TSt maka STU tidak menguntungkan
TS
< TSt maka STU menguntungkan
-
Penyimpangan efisiensi
tenaga kerja
Rumusnya : SEUL = (JS x TSt) – (JS x TSt)
= (JS – JSt) TSt
SEUL = selisih efisiensi upah langsung
JS =
jam sesungguhnya untuk mengolah produk
JSt =
jam standar untuk mengolah produk
TSt =
tarif standar setiap jam upah langsung
Keterangan :
JS > JSt maka SEUL tidak
menguntungkan
JS < JSt maka SEUL menguntungkan
c. Penyimpangan
overhead pabrik
-
Metode dua selisih
·
Selisih terkendali
Rumusnya
: ST = BOPS – AFKSt
ST = selisih terkendali
BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya
AFKSt = anggaran fleksibel biaya overhead pabrik pada kapasitas standar
Jika :
BOPS > AFKSt maka ST tidak
menguntungkan
BOPS < AFKSt maka ST
menguntungkan
·
Selisih volume
Rumusnya
: SV = AFKSt – (KS x
T)
SV = selisih volume
AFKSt = anggaran fleksibel biaya overhead
pabrikpada kapasitas
Standar
KSt = kapasitas standar
T = tarif total biaya overhead
pabrik
KN = kapasitas normal
Jika
:
KN
> KSt maka SV tidak menguntungkan
KN
< KSt maka SV menguntungkan
-
Metode tiga selisih
·
Selisih anggaran
Rumusnya
: SA = BOPS – (KN x
TT) – (KS x TV)
SA = selisih anggaran
BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya
KN = kapasitas normal
TT = tarif tetap per unit kapasitas
TV = tarif variabel per unit kapasitas
Jika
:
BOPS
> AFKS maka SA tidak menguntungkan
BOPS
< AFKS maka SA menguntungkan
·
Selisih kapasitas
SK = AFKS – (KS x T)
SK = selisih kapasitas
AFKS = anggaran fleksibel biaya overhead
pabrik pada kapasitas
Sesungguhnya
KS = kapasitas normal
T = tarif total biaya overhead pabrik
·
Selisih efisiensi biaya
overhead pabrik
SEBOP = (KS
x T) – (KSt x T)
SEBOP = selisih efisiensi biaya overhead pabrik
KS = kapasitas sesungguhnya
untuk mengolah produk
KSt = kapasitas standar untuk mengolah
produk
T = tarif total atau tarif standar
BOP setiap unit kapasitas
Jika :
KS > KSt maka
SEBOP tidak menguntungkan
KS < KSt maka
SEBOP menguntungkan
-
Metode empat selisih
·
Selisih anggaran
·
Selisih kapasitas
·
Selisih efisiensi BOP
variabel
SEBOPV = (KS x TV) -
(KSt x TV)
= (KS – KSt) TV
SEBOPV = selisih efisiensi biaya overhead variabel
KS = kapasitas sesumgguhnya
untuk mengolah produk
KSt = kapasitas standar untuk mengolah
produk
TV = tarif variabel BOP setiap unit
kapasitas
Jika :
KS > KSt maka
SEBOPV tidak menguntungkan
KS < KSt maka
SEBOPV menguntungkan
·
Selisih efisiensi BOP
tetap
SEBOPT = (KS
x TT) – (KSt x TT)
= (KS – KSt) TT
SEBOPT = selisih efisiensi biaya overhead pabrik
tetap
KS = kapasitas sesungguhnya
untuk mengolah produk
KSt = kapasitas standar untuk mengolah
produk
TT = tarif tetap BOP setiap unit
kapasitas
Jika :
KS > KSt maka
SEBOPT tidak menguntungkan
KS < KSt maka
SEBOPT menguntungkan
METODE HARGA POKOK FULL
COSTING DAN VARIABEL COSTING
1.
Metode Full Costing
Full costing adalah metode untuk
menentukan harga pokok produksi dengan
Membebankan semua biaya produksi
tetap maupun variabel pada produk yang dihasilkan. Metode full costing disebut
juga absortion atau conventional costing.
Menurut
R.A Supriyono (2002), menerangkan full costing method adalah konsep penentuan
harga pokok penuh, membebankan semua elemen biaya produksi, baik biaya tetap
maupun biaya variabel kedalam harga pokok produk.
Sedangkan
Mulyadi (2009) mendefinisikan full costing method merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
2. Metode
Variabel Costing
Variabel costing
adalah metode untuk menentukan harga pokok produk dengan hanya memperhitungkan
biaya produksi variabel saja. Kalkulasi biaya produksi variabel (variabel
costing) menurut Prawironegoro (2009) adalah pengorbanan sumber daya untuk
menghasilkan barang atau jasa dimana hanya diperhitungkan biaya variabel saja
yang terdiri dari biaya bahan langsung berhubungan dengan volume kegiatan
produksi maka disebut kalkulasi biaya produk langsung (direct costing).
Menurut Samryn
(2001) pendekatan variabel costing juga dikenal sebagai contribution approach
adalah suatu format laporan rugi laba yang mengelompokkan biaya berdasarkan
perilaku biaya dimana biaya – biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel
dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fngsi – fungsi produksi atau
administrasi dan penjualan. Pendekatan ini juga dikenal sbagai pendekatan biaya
langsung (direct costing approach)karena biaya variabel yang menjadi harga
pokok dalam perhitungannya terdiri dari biaya – biaya langsung.
(Pengarang : V. Wiratna Sujarweni.2005.Akuntansi
Biaya Teori dan Penerapannya.
Penerbit : Pustaka Baru)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar