Rabu, 03 Juni 2015

TUGAS DISKUSI KELOMPOK 6-AKUNTANSI BIAYA 2



Jurnal dan perlakuan terhadap varians

A.        Jurnal Bahan Langsung
Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung). Bahan langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan produk dalam proses.
B.        Jurnal Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung menangani proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi/produk jadi dalam kegiatan produksi. Sehingga jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung (biaya produksi utama). Misalkan seorang karyawan harus bekerja 40 jam per minggu. Upahnya Rp 600 per jam. Dari 40 jam kerja tersebut misalnya 10 jam merupakan waktu mengangggur, dan digunakan untuk mengerjakan pesenan tertentu. Jurnal untuk sisanya mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah :
  Barang dalam proses -biaya tenaga kerja langsung
              Rp 18.000 (d)
        Biaya overhed pabrik sesungguhnya                                      Rp   6.000 (d)
                                Gaji dan upah                                                                    Rp 24.000 (k)

C.        Jurnal BOP
BOP adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.  Contoh: biaya listrik & air, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya sewa gedung pabrik, biaya depresiasi gedung pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya asuransi pabrik dan lain-lain. Karakteristik BOP yaitu jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksi, sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan, dan jumlahnya tidak material.  
        Dasar Pembebanan BOP meliputi:
¢                      Unit produksi
        Tarif BOP dihitung dengan membagi estimasi atau anggaran BOP dengan estimasi jumlah unit yang    diproduksi
¢                Biaya bahan baku
   Tarif BOP dihitung dengan membagi estimasi BOP dengan estimasi jumlah biaya bahan baku
¢          Biaya tenaga kerja langsung
Tarif BOP dihitung dengan membagi estimasi BOP dengan estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung
¢           Jam kerja langsung
Tarif BOP dihitung dengan membagi estimasi BOP dengan estimasi jumlah jam kerja langsung
¢         Jam mesin
Tarif BOP dihitung dengan membagi estimasi BOP dengan estimasi jumlah jam mesin
JURNAL
1.       Bila jenis BOP tidak diketahui maka jurnalnya
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Agustus
31
BOP Sesungguhnya
9.000.000
9.000.000
     Macam-macam rekening kredit

2.        Bila jenis BOP diketahui, misal :
                                Biaya bahan penolong                   Rp. 1.500.000
                                Biaya penyusutan gedung pabrik              Rp. 4.000.000
                                Biaya penyusutan mesin                               Rp. 3.500.000
                                Biaya asuransi pabrik                      Rp. 2.000.000
                Maka bentuk jurnalnya :

Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
31   Agustus
BOP Sesungguhnya
11.000.000

     Biaya bahan penolong

1.500.000
     Biaya penyusutan gedung pabrik

4.000.000
     Biaya penyusutan mesin

3.500.000
     Biaya asuransi grdung pabrik

2.000.000

3.       Pembebanan BOP sesungguhnya kepada produk
Misal , BOP dibebankan kepada produk dengan tarif 105% dari biaya tenaga kerja langsung, dimana besarnya tenaga kerja langsung adalah Rp. 10.000.000, maka jurnalnya :
praktek
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
31 Agustus
BDP BOP
10.500.000

    BOP yang dibebankan

10.500.000

                BOP dibebankan = 105% X BTKL = 105% x Rp. 10.000.000 = Rp. 10.500.000
4.       Mencatat selisih BOP
Kadang dalam antara BOP sesungguhnya terjadi dengan BOP yang dibebankan tidak sama, sebab pembebanan kepada produk biasanya berdasarkan tarif yang telah ditentukan dimuka (lihat contoh diatas, tarif ditentukan berdasarkan % dari Biaya Tenaga Kerja Langsung).
Bila terjadi hal demikian maka harus dibuat jurnal untuk mencatat selisih BOP.
Dari contoh diatas maka terjadi selisih laba sebesar Rp 500.000 karena harga BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan maka jurnalnya :

Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
31 Agustus
Selisih BOP
500.000

      BOP Sesungguhnya

500.000

5.        Menutup rekening selisih BOP
Selisih yang terjadi dan telah dicatat dalam jurnal maka pada akhir nya harus ditutup, penutupan dilakukan tergantung dari selisih yang terjadi ,
Jika selisih laba maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan Harga Pokok Penjualan dan mengkredit selisih BOP. Jika selisih rugi maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan selisih BOP dan mengkredit perkiraan Harga Pokok Penjualan
Dari contoh diatas dimisalkan nilai harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000 maka untuk menutup selisih BOP pada point 4 jurnalnya adalah :

Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
31 Agustus
Harga pokok penjualan
500.000

      Selisih BOP

500.000

Dari lima langkah pencatatan biaya produksi tak langsung jika kita posting ke buku besat T akan tampak aliran biaya seperti berikut ini :


                 BOP Sesungguhnya                                                                              BOP Dibebankan
                 11.000              500                                                                                            10.500

                 Macam Rekening                                                                                 BDP BOP
                               11.000                                                                                  10.500


                 Selisih BOP                                                                                          Harga Pokok Penjualan
                 500     500                                                                                           20.500
                                                                                                                                 500



.    D. Jurnal Persediaan Barang Jadi dan HPP
Berikut adalah jurnal-jurnal yang anda perlukan untuk mencatat kejadian-kejadian sehubungan dengan persediaan bahan baku.
1.       Persediaan Barang Jadi Diterima – Persediaan barang jadi bisa diterima dari dalam perusahaan itu sendiri (bagian produksi) bila perusahaan manufaktur atau dari luar perusahaan (pemasok/supplier/vendor) bila perusahaan dagang. Darimanapun datangnya, yang jelas persediaan barang jadi diterima membuat nilai saldo persediaan barang jadi meningkat. Untuk itu anda perlu memasukan jurnal sbb:
Jika barang jadi diterima dari dalam perusahaan (bagian produksi), maka jurnalnya:
Persediaan Barang Jadi                                                  xxx
               
               
Persediaan Barang dalam Proses (WIP)                 xxx
Jika barang jadi diterima dari pihak luar (pemasok/supplier/vendor), maka jurnalnya adalah sbb
Persediaan Barang Jadi                                 xxx
      
               
Utang Dagang                                                    xxx
(Catatan: Bila persediaan dibeli secara tunai, maka sisi kreditnya adalah akun “Kas’)
2.       Persediaan Barang Jadi Dikirim (Dikeluarkan)
Ada 2 kemungkinan mengapa persediaan barang jadi dikirimkan atau dikeluarkan dari gudang perusahaan, yaitu: (a) dikirimkan ke pembeli/pelanggan yang artinya dijual; atau (b) dikirimkan ke gudang lain di luar perusahaan—tetapi masih milik perusahaan itu sendiri. Apapun kemungkinannya, yang jelas nilai saldo persediaan barang jadi pastinya menurun. Untuk itu, anda perlu memasukan jurnal untuk mencatat kejadian tersebut.
Jika barang jadi terjual, maka jurnalnya:
                Piutang Dagang                                xxx
                      
                                Penjualan                           xxx
(Untuk mengakui penjualan)
Catatan: Jika penjualan dalam negeri, maka anda perlu mengakui utang PPN, sehingga jurnalnya menjadi:
Piutang Dagang                       xxx
                                Utang PPN                                          xxx
               
               
Penjualan                                           xxx
Dan;
Harga Pokok Penjualan                       xxx
                                Persediaan Barang Jadi                 xxx
Jika persediaan(Untuk mengakui penurunan nilai persediaan barang jadi)
barang jadi dikirimkan ke gudang lain
biasanya tidak dicatat. Tetapi untuk tujuan pengendalian, saya menyarankan agar tetap dicatat, dengan jurnal:
Persediaan Barang – Gudang Tangerang      xxx
                                Persediaan Barang – Gudang Jakarta                      xxx
B.        Perlakuan Terhadap Varians
Pada pelaksanaanya biasanya akan muncul perbedaan-perbedaan, perbedaan itulah yang disebut dengan “Variance” (untuk selanjutnya kita akan selalu sebut dengan “variance” saja). Variance bisa terjadi pada bagian manapun, akan tetapi kaitannya dengan standard cost, cost yang di-standard-kan hanya berada pada cost yang terkait langsung dengan produksi saja, yaitu : Raw Material, Direct Labor dan Overhead. Sehingga, variance bisa terjadi di antara ketiga jenis cost tersebut. Jenis variance pun bisa berupa price variance, atau quantity variance, atau hour variance.
¢  Contoh:
PT. Royal Bali Cemerlang, perusahaan manufactur di Tangerang yang khusus memproduksi “dasi(ties)” (mungkin dasi yang sedang anda pakai juga hasil produksi dari PT. Royal Bali Cemerlang?, kidding…..:-) ). Manajemen menginginkan agar perusahaan (bagian produksi khsusunya) disiplin dalam menjalankan budget yang telah ditentukan pada tanggal 01 January 2008, dan tidak melakukan pemborosan. Oleh sebab itu, perusahaan menentukan standard cost untuk product dasi (tie) yang dibuat sebagai berikut:




Standar Cost Tabel For “Tie” Product – 2008
Raw Material Consumption/unit of Tie
0.15
Mtr
Time Required to Cut & Sew/nit of Tie
0.25
Hour
Raw Material Cost/meter
25.000
Rupiah
Direct Labor Cost/hour
5.495
Rupiah
Electricity usage/hour
1.500
Rupiah
Qty of Order
20000
Pcs
Total Expected Raw Material
3.000.00
Mtrs
Total Expected hour to cut & sew
5000
Hours

¢  Catatan : yang diatas sekaligus sebagai contoh tabel standard cost (untuk diketahui)
¢  Standard Cost & Variance pada Raw Material

Pada tanggal 25 April, diterima kain sebanyak 1000 meters dari toko kain, pada faktur yang diterima beserta kain, diperoleh data sebagai berikut:

Kain, Qty = 1500 meters, Unit Price Rp 26,000/meter, Total Amount Rp 39,000,000

Jika dibandingkan dengan standard cost tabel di atas, maka dapat kita temukan perbedaannya, yaitu di unit price-nya, pada standard cost Rp 25,000/mtr, sedangkan kenyataannya (actual cost di faktur) Rp 26,000, sehingga ada “variance” pada harga kain sebesar Rp 1,000/meter, dan total variance = Rp 1,500,000
Maka dicatat dengan jurnal:
Raw Material                                     37,500,000
Raw Material Price Variance        1,500,000
                Account Payable                                              39,000,000